Selasa, 08 Mei 2012

Baterai Pertama Dari Baghdad

Tahukah Kamu ? Baterai pertama kali dibuat di Bagdad. Ceritanya sebagai berikut : Suatu hari di bulan Juni tahun 1936, seorang pekerja konstruksi pembangunan rel kereta api di kota Baghdad membuat galian untuk proyek tersebut. Dalam proses penggalian, pekerja itu menemukan bendar mirip gerabah berbentuk berbentuk lonjong yang bagian puncaknya dilengkapi penutup. Benda aneh ini kemudian disimpan untuk diteliti. Dua tahun kemudian, yakni pada tahun 1938, seorang arkeolog Jerman, Dr Wilhelm Konig berhasil mengidentifikasi benda tersebut. Berdasar penelusurannya, seperti ditulis allaboutbatteries.com, benda itu saat ditemukan berumur sekitar 2000 tahun. Dia memperkirakan, benda kuno tersebut berasal dari era 190-an tahun sebelum masehi. Dari bentuk yang terlihat, Wilhelm meyakini bahwa benda itu adalah baterai yang dibuat bangsa Parthia yang tinggal di dekat Sungai Tigris. Saat ini, wilayah yang dulu mereka tinggali sudah berubah menjadi kota Baghdad. Wilhelm meyakini bahwa benda tersebut merupakan baterai generasi pertama yang dibuat manusia. Untuk meyakinkan temuannya, dia kemudian melakukan pengujian dengan metode tertentu. Hasilnya, benda berukuran panjang 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm ini mampu menghasilkan arus listrik 1,5 volt hingga 2 volt. Temuan ini lantas membuka pertanyaan, teknologi apakah yang saat itu dikembangkan sehingga manusia perlu arus listrik dengan membuat baterai? Seiring dengan perkembangan sejarah manusia, teknologi baterai juga terus bergerak maju. Pada tahun 1747, Sir William Watson, di Inggris mendemonstrasikan perpindahan arus listrik menggunakan kabel. Ini mengilhami terciptanya materai modern. Insipirasi ini terus dikembangkan oleh para ahli. Pada tahun 1786, Luigi Galvani berhasil membuat konsep baterai yang lebih sempurna, namun dia tidak berhasil mewujudkannya dalam bentuk nyata. Barulah pada tahun 1800 Alessandro Volta mempublikasikan secara rinci tentang baterai. Dalam konsep ini, baterai terbuat dari batang perang, dilapisi kertas atau kain yang direndam garam, juga zinc (seng). Para ahli terus tertantang untuk menyempurnakan baterai. Antara tahun 1898 hingga 1908, Thomas Edison membuat baterai alkaline dengan bahan besi sebagai kutub negatif dan nikel oksida sebagai kutub positif. Baterai Edison ini kemudian banyak digunakan untuk keperluan industri. Baterai ini bisa diisi ulang dan punya daya tahan lebih panjang dengan kekuatan 1-1,35 volt. Setelah itu, teknologi baterai terus berkembang. Tidak hanya dari sisi daya tahan, baterai juga dikembangkan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada baterai yang berukuran besar berbentuk bulan, ada juga baterai kotak, dan sebagainya. Benda ini tetap diperlukan meski listrik kemudian dikembangkan melalui jaringan kabel berskala besar. Sumber : www.asalmulane.com

Selasa, 03 April 2012

OBAT GALAU

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap (Kontinyu) mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu  bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.Sesungguhnya Azab itu tidak dapat di abaikan  Dan orang yang menjaga kehormatannya  ( Q.S Al Ma’arij ; 19-29 ) Ada orang yang Lagi Galau, kenapa ? Karena Manusia terlahir dalam kondisi Galau, berkeluh kesah, hal ini tentunya dapat kita pahami bahwasanya memang pada dasarnya kebanyakan manusia, cenderung selalu merintih ketika mereka hanya diberi cobaan yang yang sifatnya ringan mereka tidak ingat dengan pemberian ni’mat Allah yang jauh lebih banyak ketimbang cobaan yang diberikannya, mereka ingin selalu hidup ni’mat tanpa adanya musibah apapun .Padahal jika dipahami secara mendalam, sesungguhnya Allah memberikan cobaan itu, karna sebenarnya Dia sayang kepada hamba-hamba-Nya, dan dengan cobaan itu_semuanya mengandung hikmah yang pada dasarnya agar kita tidak lupa dengan sifat pemurah dan kasih sayang-Nya. Dan juga kebanyakan manusia selalu mengeluh apabilah ia diberi rizki yang bersifat non-materiil mereka menganggap bahwa rizqi itu hanyalah sesuatu yang tampak saja sehingga mereka tidak mau men syukurinya sehingga mereka berburuk sangka kepada Allah swt.jika keberadaan kondisi mereka tidak mempunyi harta yang melimpa. Dan ketika Allah memberikannya berupa rizqi yang material dan melim pah kebanyakan mereka justru menjadi kikir dan tidak mau bersadaqah mereka menganggap harta itu mereka peroleh dari jeripayah mereka sendiri –yang makanya didalam ayat tersebut disebutkan istilah- istilah kecut yang mendeskriditkan manusia seperti; halu’a” _” jazu’a “_dan kemudian “ manu’a agar mereka bisa sadar bahwa semua yang dimiliki manusia pada hakikatnya adalah hampa jika harta benda dan jiwa mereka tanpa diiringgi dengan suatu kebaikan kepada diri sendiri terutama terhadap orang lain . Apa Obatnya ? Diantaranya : 1. Sholat dengan khusu' secara kontinyu 2. Mengeluarkan hak orang yang orang miskin 3. Meyakini akan datang hari kiamat 4. Takut akan azab Allah Swt 5. Selalu memelihara Kesucian dirinya Sumber : Terjemahan Al Qur'an.

Minggu, 18 Maret 2012

BABI HARAM , WHAY ?

Imam Muhammad Abduh suatu kali mengunjungi Prancis, beliau ditanya tentang rahasia diharamkan Babi dalam Islam. Mereka bertanya, "kalian (Umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia mengandung cacing pita mikroba-mikroba dan bakteri lainnya, padahal sekarang tidak ada lagi. Karena babi sekarang sudah diternakan dengan moderen, dengan kebersihan yang terjamin, dan proses sterilisasi yang yang mencukupi, Bagaimana mungkin babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya”. Imam Muhammad Abduh, tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dengan kecerdikan beliau meminta mereka menyiapkan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina, serta 2 ekor babi jantan beserta 1 ekor babi betina. Mereka awalnya keberatan, tapi mereka tetap menuruti. Selanjutnya Imam Muhammad Abduh memerintahkan untuk melepaskan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina. Apa yang terjadi kedua ayam jantan terlibat perkelahian dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina, sampai salah satu keduanya hampir tewas, beliau memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut. Selanjutnya beliau memerintahkan, untuk melepaskan 2 ekor babi dan 1 ekor betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan . Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melepaskan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa rasa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya. Kemudian Imam Muhammad Abduh berkata, “ Saudara-saudara daging babi membunuh Ghirah orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian . Seorang laki-laki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain dan membiarkannya tanpa rasa cemburu dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing yang bukan m uhrimnya dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was , itu semua karena daging babi yang kalian konsumsi telah menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya”. Imam Muhammad Abduh, melanjutkan , coba kalian perhatikan dalam Islam. Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan ungags yang ada disekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Islam memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannnya sendiri mengurungnya selama 3 hari, memberi nya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi hewan itu. Sampai perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah yang terdapat dalam Al Qur’an. Kesimpulanya adalah pengharaman babi bukan karena semata-semata cacing pita yang terkandung dalam babi, atau mengandung bakteri dan mikroba lainya.Karena cacing pita di hilangkan dengan adanya kecangggihan Ilmu Pengetahuan. Tapi lebih kepada sifat-sifat atau karakter yang ditimbulkan karena mengkonsumsi daging babi akan mengakibatkan sifat-sifat atau Ghirah kita sebagai manusia yang mulia akan hilang, seperti halnya rasa malu, rasa cemburu tidak ada lagi yang ada adalah sifat-sifat kebinatangan. Bagaiman tidak babi adalah hewan yang paing rakus, apasaja dimakan , samapah termasuk kotorannya sendiri. Apalagi kalau benar dengan memakan daging babi sama artinya memakan saudara sendiri, karena struktur babi mirip struktur manusia , Wallahu’a’lam bisshawab. Sumber : Syeik Fauzi Muhammad Abu Zaid

BABI HARAM , WHAY ?

Imam Muhammad Abduh suatu kali mengunjungi Prancis, beliau ditanya tentang rahasia diharamkan Babi dalam Islam. Mereka bertanya, "kalian (Umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia mengandung cacing pita mikroba-mikroba dan bakteri lainnya, padahal sekarang tidak ada lagi. Karena babi sekarang sudah diternakan dengan moderen, dengan kebersihan yang terjamin, dan proses sterilisasi yang yang mencukupi, Bagaimana mungkin babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya”. Imam Muhammad Abduh, tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dengan kecerdikan beliau meminta mereka menyiapkan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina, serta 2 ekor babi jantan beserta 1 ekor babi betina. Mereka awalnya keberatan, tapi mereka tetap menuruti. Selanjutnya Imam Muhammad Abduh memerintahkan untuk melepaskan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina. Apa yang terjadi kedua ayam jantan terlibat perkelahian dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina, sampai salah satu keduanya hampir tewas, beliau memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut. Selanjutnya beliau memerintahkan, untuk melepaskan 2 ekor babi dan 1 ekor betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan . Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melepaskan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa rasa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya. Kemudian Imam Muhammad Abduh berkata, “ Saudara-saudara daging babi membunuh Ghirah orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian . Seorang laki-laki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain dan membiarkannya tanpa rasa cemburu dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing yang bukan muhrimnya dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was , itu semua karena daging babi yang kalian konsumsi telah menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya”. Imam Muhammad Abduh, melanjutkan , coba kalian perhatikan dalam Islam. Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan ungags yang ada disekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Islam memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannnya sendiri mengurungnya selama 3 hari, memberi nya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi hewan itu. Sampai perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah yang terdapat dalam Al Qur’an. Kesimpulanya adalah pengharaman babi bukan karena semata-semata cacing pita yang terkandung dalam babi, atau mengandung bakteri dan mikroba lainya.Karena cacing pita bisa saja di hilangkan dengan adanya kecangggihan Ilmu Pengetahuan. Tapi Haramnya babi karena lebih kepada sifat-sifat atau karakter yang ditimbulkan karena mengkonsumsi daging babi akan mengakibatkan sifat-sifat atau Ghirah kita sebagai manusia yang mulia akan hilang, seperti halnya rasa malu, rasa cemburu tidak ada lagi yang ada adalah sifat-sifat kebinatangan. Bagaimana tidak menurut fakta yang ada, babi adalah hewan yang sangat rakus dari hewan yang lain, dia memakan yang ada dihadapannyatermasuk kotorannya sendiri, kulit orang yang memakan babi mengeluarkan bau yang tidak sedap, bahkan menurut penelitian bahwa di Barat presentase penderita penyakit meningkat drastis. Apalagi kalau benar pendapat yang mengatakan bahwa struktur Babi mirip dengan struktur manusia, artinya dengan memakan daging babi sama artinya memakan saudara sendiri. Wallahua’lam bisshawab. Sumber : Syeik Fauzi Muhammad Abu Zaid

Kamis, 08 Maret 2012

E-mail Dari Rasul

Malam sudah cukup larut, namun mata ini masih tak bisa terpejam. Semua tugas-tugas kantor yang kubawa pulang sudah selesai, tak lupa kusediakan setengah jam sebelum pukul 23.00 untuk membalas beberapa email yang baru sempat terbaca malam ini. Nyaris saja kupilih menu ‘shut down’ setelah sebelumnya menutup semua jendela di layar komputer, tiba-tiba muncul alert yahoo masuknya email baru. “You have 1 new message(s)...”. Seperti biasanya, aku selalu tersenyum setiap kali alert itu muncul, karena sudah bisa diduga, email itu datang dari orang-orang, sahabat, saudara, kerabat, intinya, aku selalu senang menunggu kabar melalui email dari mereka. Tapi yang ini ... Ooopss ... ini pasti main-main ... disitu tertulis “From: Muhammad Rasul Allah” Walaupun sudah seringkali menerima junkmail atau beraneka spam, namun kali ini aku tidak menganggapnya sebagai email sampah atau orang sedang main-main denganku. Maklum, meski selama ini sering sekali teman-teman yang ‘ngerjain’, tapi kali ini, sekonyol-konyolnya teman-teman sudah pasti tidak ada yang berani mengatasnamakan Rasulullah Saw. Maka dengan hati-hati, kuraih mouse-ku dan ... klik ... “Salam sejahtera saudaraku, bagaimana khabar imanmu hari ini ... Kebaikan apa yang sudah kau perbuat hari ini, sebanyak apa perbuatan dosamu hari ini ...” Aku tersentak ... degub didada semakin keras, sedetik kemudian, ritmenya terus meningkat cepat. Kuhela nafas dalam-dalam untuk melegakan rongga dada yang serasa ditohok teramat keras hingga menyesakkan. Tiga pertanyaan awal dari “Rasulullah” itu membuatku menahan nafas sementara otakku berputar mencari dan memilih kata untuk siap-siap me-reply email tersebut. Barisan kalimat “Rasulullah” belum selesai, tapi rasanya terlalu berat untuk melanjutkannya. Antara takut dan penasaran bergelut hingga akhirnya kuputuskan untuk membacanya lagi. “Cinta seorang ummat kepada Rasulnya, harus tercermin dalam setiap perilakunya. Tidak memilih tempat, waktu dan keadaan. Karena aku, akan selalu mencintai ummatku, tak kenal lelah. Masihkah kau mencintaiku hari ini?” Air menetes membasahi pipiku, semakin kuteruskan membaca kalimat-kalimatnya, semakin deras air yang keluar dari sudut mataku. “Pengorbanan seorang ummat terhadap agamanya, jangan pernah berhenti sebelum Allah menghendaki untuk berhenti. Dan kau tahu, kehendak untuk berhenti memberikan pengorbanan itu, biasanya seiring dengan perintah yang diberikan-Nya kepada Izrail untuk menghentikan semua aktifitas manusia. Sampai detikini, pernahkah kau berkorban untuk Allah?”. Kusorot ketengah halaman .... “Sebagai Ayah, aku contohkan kepada ummatku untuk menyayangi anak-anak mereka dengan penuh kasih. Kuajari juga bagaimana mencintai istri-istri tanpa sedikit melukai perasaannya, sehingga kudapati istri-istriku teramat mencintaiku atas nama Allah. Aku tidak pernah merasakan memiliki orangtua seperti kebanyakan ummatku, tapi kepada orang-orang yang lebih tua, aku sangat menghormati, kepada yang muda, aku mencintai mereka. Sudahkah hari ini kau mencium mesra dan membelai lembut anak-anakmu seperti yang kulakukan terhadap Fatimah? Masihkah panggilan sayang dan hangat menghiasi hari-harimu bersama istrimu? Sudahkah juga kau menjadi pemimpin yang baik untuk keluargamu, seperti aku mencontohkannya langsung terhadap keluargaku?. Satu hentakkan pagedown lagi ... “Aku telah memberi contoh bagaimana berkasih sayang kepada sesama mukmin, bersikap arif dan bijak namun tegas kepada manusia dari golongan lainnya, termasuk menghormati keberadaan makhluk lain dimuka bumi. Saudaraku ...” Cukup sudah. Aku tak lagi sanggup meneruskan rentetan kalimatnya hingga habis. Masih tersisa panjang isi email dari Rasulullah, namun baru yang sedikit ini saja, aku merasa tidak kuat. Aku tidak sanggup meneruskan semuanya karena sepertinya Rasulullah sangat tahu semua kesalahan dan kekuranganku, dan jika kulanjutkan hingga habis, yang pasti semuanya tentang aku, tentang semua kesalahan dan dosa-dosaku. Kuhela nafas panjang berkali-kali, tapi justru semain sesak. Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap, entah apa yang terjadi. Sudah tibakah waktuku? Padahal aku belum sempat me-reply email Rasulullah itu untuk memberitahukan kepada beliau bahwa aku tidak akan menjawab semua emailku dengan kata-kata. Karena aku yakin, Rasul lebih senang aku memperbaiki semua kesalahanku hari ini dan hari-hari sebelumnya, dari pada harus bermanis-manis mengumbar kata memikat hati, yang biasanya tak berketerusan dengan amal yang nyata. Pandanganku kini benar-benar gelap, pekat sampai tak ada lagi yang bisa terlihat. Hingga ... nit... nit... alarm jam tanganku berbunyi. 00.00 WIB. Ah, kulirik komputerku, kosong, kucari-cari email dari Rasulullah di inbox-ku. Tidak ada. Astaghfirullaah, mungkinkah mungkinkah Rasulullah manusia mulia itu mau mengirimi ummatnya yang belum benar-benar mencintainya ini sebuah email? Ternyata aku hanya bermimpi, mungkin mimpi yang berangkat dari kerinduanku akan bertemu Rasul Allah. Tapi aku merasa berdosa telah bermimpi seperti ini. Tinggal kini, kumohon ampunan kepada Allah atas kelancangan mimpiku. Wallahu ‘a’lam bishshowaab. Sumber : Pustaka Islam Digital.

Kamis, 01 Maret 2012

12 Ancaman Bagi Yang meninggalkan Sholat

Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Barangsiapa yang mengabaikan solat secara berjemaah maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang berbahaya ke padanya. Tiga macam semasa di dunia ini antaranya :- 1. Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya. 2. Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya. 3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman. Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya : 1.Ruh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut. 2. Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar. 3. Dia akan dirisaukan akan hilang imannya. Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya : 1. Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan. 2. Kuburnya akan menjadi cukup gelap. 3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari). Tiga macam azab nanti di hari kiamat, antaranya : 1. Hisab ke atsanya menjadi sangat berat. 2. Allah S.W.T sangat murka kepadanya. 3. Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka Sumber : Pustaka Islam Digital

Selasa, 28 Februari 2012

Anggun Suri: Sumbangan Islam Untuk Ilmu Pengetahuan

Anggun Suri: Sumbangan Islam Untuk Ilmu Pengetahuan: 1. Astronomi Pra Islam Sebagai salah satu ilmu pengetahuan tertua dalam peradaban manusia, Astronomi kerap dijuluki sebagai ‘ratu sains’...

Sumbangan Islam Untuk Ilmu Pengetahuan

1. Astronomi Pra Islam Sebagai salah satu ilmu pengetahuan tertua dalam peradaban manusia, Astronomi kerap dijuluki sebagai ‘ratu sains’. Astronomi memang menempati posisi yang terbilang istimewa dalam kehidupan manusia. Sejak dulu, manusia begitu terkagum-kagum ketika memandang kerlip bintang dan pesona benda-benda langit yang begitu luar biasa. Awalnya, manusia menganggap fenomena langit sebagai sesuatu yang magis. Seiring berputarnya waktu dan zaman, manusia pun memanfaatkan keteraturan benda-benda yang mereka amati di angkasa untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti penanggalan. Dengan mengamati langit, manusia pun bisa menentukan waktu utuk pesta, upacara keagamaan, waktu untuk mulai menabur benih dan panen. Jejak astronomi tertua ditemukan dalam peradaban bangsa Sumeria dan Babilonia yang tinggal di Mesopotamia (3500 – 3000 SM). Bangsa Sumeria hanya menerapkan bentuk-bentuk dasar astronomi. Pembagian lingkaran menjadi 360 derajat berasal dari bangsa Sumeria. Orang Sumeria juga sudah mengetahui gambaran konstelasi bintang sejak 3500 SM. Mereka menggambar pola-pola rasi bintang pada segel, vas, dan papan permainan. Nama rasi Aquarius yang dikenal saat ini berasal dari bangsa Sumeria. Astronomi juga sudah dikenal masyarakat India kuno. Sekitar tahun 500 SM, Aryabhata melahirkan sistem matematika yang menempatkan bumi berputar pada porosnya. Aryabhata membuat perkiraan mengenai lingkaran dan diameter bumi. Brahmagupta (598 – 668) juga menulis teks astronomi yang berjudul Brahmasphutasiddhanta pada 628. Dialah astronom pendahulu yang menggunakan aljabar untuk memecahkan masalah-masalah astronomi. Masyarakat Cina kuno 4000 SM juga sudah mengenal astronomi. Awalnya, astronomi di Cina digunakan untuk mengatur waktu. Orang Cina menggunakan kalender lunisolar. Namun, kerena perputaran matahari dan bulan berbeda, para ahli astronomi Cina sering menyiapkan kalender baru dan membuat observasi. Bangsa Yunani kuno juga amat tertarik dengan astronomi. Adalah Thales yang mengawalinya pada abad ke-6 SM. Menurut dia, bumi itu berbentuk datar. Phytagoras sempat membantah pendapat itu dengan menyatakan bumi itu bulat. Dua abad berselang, Aristoteles melahirkan terobosan penting yang menegaskan menyatakan bahwa bumi itu bulat bundar. Aristachus pada abad ke-3 SM sempat melontarkan pendapat bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta. Teori itu tak mendapat tempat pada masa itu. Era astronomi klasik ditutup Hipparchus pada abad ke-1 SM yang melontarkan teori geosentris. Bumi itu diam dan dikelilingi oleh matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Sistem geosentris itu disempurnakan Ptolomeus pada abad ke-2 M . 2. Astronomi Zaman Islam Setelah runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi pada abad pertengahan, maka kiblat kemajuan ilmu astronomi berpindah ke bangsa Arab. Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam (8 – 15 M). Karya-karya astronomi Islam kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab dan dikembangkan para ilmuwan di Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol dan Asia Tengah.Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan adalah penamaan sejumlah bintang yang menggunakan bahasa Arab, seperti Aldebaran dan Altair, Alnitak, Alnilam, Mintaka (tiga bintang terang di sabuk Orion), Aldebaran, Algol, Altair, Betelgeus.Selain itu, astronomi Islam juga mewariskan beberapa istilah dalam `ratu sains’ itu yang hingga kini masih digunakan, seperti alhidade, azimuth, almucantar, almanac, denab, zenit, nadir, dan vega. Kumpulan tulisan dari astronomi Islam hingga kini masih tetap tersimpan dan jumlahnya mencapaii 10 ribu manuskrip.Ahli sejarah sains, Donald Routledge Hill, membagi sejarah astronomi Islam ke dalam empat periode. Periode pertama (700-825 M) adalah masa asimilasi dan penyatuan awal dari astronomi Yunani, India dan Sassanid. Periode kedua (825-1025) adalah masa investigasi besar-besaran dan penerimaan serta modifikasi sistem Ptolomeus. Periode ketiga (1025-1450 M), masa kemajuan sistem astronomi Islam. Periode keempat (1450-1900 M), masa stagnasi, hanya sedikit kontribusi yang dihasilkan. Geliat perkembangan astronomi di dunia Islam diawali dengan penerjemahan secara besar-besaran karya-karya astronomi dari Yunani serta India ke dalam bahasa Arab. Salah satu yang diterjemahkan adalah karya Ptolomeus yang termasyhur, Almagest. Berpusat di Baghdad, budaya keilmuan di dunia Islam pun tumbuh pesat. Sejumlah, ahli astronomi Islam pun bermunculan, Nasiruddin at-Tusi berhasil memodifikasi model semesta episiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman rotasi benda-benda langit. Selain itu, ahli matematika dan astronomi Al-Khawarizmi, banyak membuat tabel-tabel untuk digunakan menentukan saat terjadinya bulan baru, terbit-terbenam matahari, bulan, planet, dan untuk prediksi gerhana. Ahli astronomi lainnya, seperti Al-Batanni banyak mengoreksi perhitungan Ptolomeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Dia membuktikan kemungkinan gerhana matahari tahunan dan menghitung secara lebih akurat sudut lintasan matahari terhadap bumi, perhitungan yang sangat akurat mengenai lamanya setahun matahari 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Astronom Islam juga merevisi orbit bulan dan planet-planet. Al-Battani mengusulkan teori baru untuk menentukan kondisi dapat terlihatnya bulan baru. Tak hanya itu, ia juga berhasil mengubah sistem perhitungan sebelumnya yang membagi satu hari ke dalam 60 bagian (jam) menjadi 12 bagian (12 jam), dan setelah ditambah 12 jam waktu malam sehingga berjumlah 24 jam. Buku fenomenal karya Al-Battani pun diterjemahkan Barat. Buku ‘De Scienta Stelarum De Numeris Stellarum’ itu kini masih disimpan di Vatikan. Tokoh-tokoh astronomi Eropa seperti Copernicus, Regiomantanus, Kepler dan Peubach tak mungkin mencapai sukses tanpa jasa Al-Batani. Copernicus dalam bukunya ‘De Revoltionibus Orbium Clestium’ mengaku berutang budi pada Al-Battani. Dunia astronomi juga tak bisa lepas dari bidang optik. Melalui bukunya Mizan Al-Hikmah, Al Haitham mengupas kerapatan atmofser. Ia mengembangkan teori mengenai hubungan antara kerapatan atmofser dan ketinggiannya. Hasil penelitiannya menyimpulkan ketinggian atmosfir akan homogen di ketinggian lima puluh mil. Teori yang dikemukakan Ibn Al-Syatir tentang bumi mengelilingi matahari telah menginspirasi Copernicus. Akibatnya, Copernicus dimusuhi gereja dan dianggap pengikut setan. Demikian juga Galileo, yang merupakan pengikut Copernicus, secara resmi dikucilkan oleh Gereja Katolik dan dipaksa untuk bertobat, namun dia menolak.Menurut para ahli sejarah, kedekatan dunia Islam dengan dunia lama yang dipelajarinya menjadi faktor berkembangnya astronomi Islam. Selain itu, begitu banyak teks karya-karya ahli astronomi yang menggunakan bahasa Yunani Kuno, dan Persia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab selama abad kesembilan. Proses ini dipertinggi dengan toleransi terhadap sarjana dari agama lain. Sayang, dominasi itu tak bisa dipertahankan umat Islam. 3. Jejak Abadi di Kawah ke Bulan Ilmuwan Islam begitu banyak memberi kontribusi bagi pengembangan dunia astronomi. Buah pikir dan hasil kerja keras para sarjana Islam di era tamadun itu diadopsi serta dikagumi para saintis Barat. Inilah beberapa ahli astronomi Islam dan kontribusi yang telah disumbangkannya bagi pengembangan `ratu sains’ itu. Al-Battani (858-929).Sejumlah karya tentang astronomi terlahir dari buah pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah al-Zij al-Sabi. Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomi Barat selama beberapa abad, selepas Al-Battani meninggal dunia. Ia berhasil menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan mengoreksi hasil kerja Ptolemeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Al-Battani juga mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet. Ia memiliki peran yang utama dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang kemudian di Eropa. Al-Sufi (903-986 M) Orang Barat menyebutnya Azophi. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman as-Sufi. Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi terapan. Ia berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar, Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya. Ia juga ada menulis mengenai astrolabe (perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola langit) dan seribu satu cara penggunaannya. Al-Biruni (973-1050 M) Ahli astronomi yang satu ini, turut memberi sumbangan dalam bidang astrologi pada zaman Renaissance. Ia telah menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya. Pada zaman itu, Al-Biruni juga telah memperkirakan ukuran bumi dan membetulkan arah kota Makkah secara saintifik dari berbagai arah di dunia. Dari 150 hasil buah pikirnya, 35 diantaranya didedikasikan untuk bidang astronomi. Ibnu Yunus (1009 M).Sebagai bentuk pengakuan dunia astronomi terhadap kiprahnya, namanya diabadikan pada sebuah kawah di permukaan bulan. Salah satu kawah di permukaan bulan ada yang dinamakan Ibn Yunus. Ia menghabiskan masa hidupnya selama 30 tahun dari 977-1003 M untuk memperhatikan benda-benda di angkasa. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun. Al-Farghani ,Nama lengkapnya Abu’l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia merupakan salah seorang sarjana Islam dalam bidang astronomi yang amat dikagumi. Beliau adalah merupakan salah seorang ahli astronomi pada masa Khalifah Al-Ma’mun. Dia menulis mengenai astrolabe dan menerangkan mengenai teori matematik di balik penggunaan peralatan astronomi itu. Kitabnya yang paling populer adalah Fi Harakat Al-Samawiyah wa Jaamai Ilm al-Nujum tentang kosmologi. Al-Zarqali (1029-1087 M) Saintis Barat mengenalnya dengan panggilan Arzachel. Wajah Al-Zarqali diabadikan pada setem di Spanyol, sebagai bentuk penghargaan atas sumbangannya terhadap penciptaan astrolabe yang lebih baik. Beliau telah menciptakan jadwal Toledan dan juga merupakan seorang ahli yang menciptakan astrolabe yang lebih kompleks bernama Safiha. Jabir Ibn Aflah (1145 M)Sejatinya Jabir Ibn Aflah atau Geber adalah seorang ahli matematik Islam berbangsa Spanyol. Namun, Jabir pun ikut memberi warna da kontribusi dalam pengembangan ilmu astronomi. Geber, begitu orang barat menyebutnya, adalah ilmuwan pertama yang menciptakan sfera cakrawala mudah dipindahkan untuk mengukur dan menerangkan mengenai pergerakan objek langit. Salah satu karyanya yang populer adalah Kitab al-Hay’ah. 4. Kegemilangan Observatorium Ulugh Beg Sejatinya observatorium pertama di dunia dibangun astronom Yunani bernama Hipparchus (150 SM). Namun, di mata ahli astronomi Muslim abad pertengahan, konsep observatorium yang dilahirkan Hipparcus itu jauh dari memadai. Sebagai ajang pembuktian, para sarjana Muslim pun membangun observatorium yang lebih moderen pada zamannya. Sejumlah astronom Muslim yang dipimpin Nasir al-Din al-Tusi berhasil membangun observatorium astronomi di Maragha pada 1259 M. Observatorium itu dilengkapi perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400 ribu judul. Observatorium Maragha juga telah melahirkan sejumlah astronom terkemuka seperti, QuIb al-Din al-Shirazy, Mu’ayyid al-Din al-Urdy, Muiyi al-Din al-Maghriby, dan banyak lagi. Ahli astronomi Barat, Kevin Krisciunas dalam tulisannya berjudul The Legacy of Ulugh Beg mengungkapkan, observatorium termegah yang dibangun sarjana Muslim adalah Ulugh Beg. Observatorium itu dibangun seorang penguasa keturunan Mongol yang bertahta di Samarkand bernama Muhammad Taragai Ulugh Beg (1393-1449). Dia adalah seorang pejabat yang menaruh perhatian terhadap astronomi. `’Ketertarikan dalam astronomi bemula, ketika dia mengunjungi Observatorium Maragha yang dibangun ahli astronomi Muslim terkemuka, Nasir al-Din al-Tusi,” tutur Krisciunas. Geliat pengkajian astronomi di Samarkand mulai berlangsung pada tahun 1201. Namun, aktivitas astronomi yang sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh Beg mulai terjadi pada 1408 M. Ghirah astronomi di Samarkand mengalami puncaknya ketika Ulugh Beg mulai membangun observatorim pada 1420. Menurut Kriscunas, berdasarkan laporan yang ditulis ahli astronomi pada saat iru, Al-Kashi aktivitas pengkajian astronomi di Observatorium Ulugh Beg didukung oleh tujuh puluh sarjana. Para ahli astronomi itu mendapatkan perlakukan istimewa dengan fasilitas dan gaji yang luar biasa besarnya. Observatorium ini beroperasi selama 50 tahun. Sayangnya, setelah Ulugh Beg meninggal, obeservatorium itu pun mengalami kehancuran. Sejumlah astronom telah lahir dari lembaga itu yakni, Giyath al-Din Jamshid al-Kushy, Qadizada al-Rumy dan `Ali ibn Muhammad al-Qashji. Observatorium yang terakhir milik Islam dibangun di Istanbul tahun 1577, di zaman kekuasaan Sultan Murad III (1574-1595) yang didirikan Taqi al-Din Muhammad ibn Ma’ruf al-Rashyd al-Dimashqiy. Sumber :Republika (Heri Ruslan)

Selasa, 21 Februari 2012

BERKUALITAS DALAM BICARA

Pribahasa mengatakan " Pikir itu adalah pelita hati ". Maksud dari pribahasa tersebut lebih kuranag adalah sebelum kita mulai mengatakan sesuatu perlu dipikirkan , apakah yang kita sampaikan itu baik, bermanfaat/berkualitas atau sebaliknya yang kita bicarakan justru tidak pbermanfaat seperti menyinggung perasaan orang lain. Maka untuk mendapatkan suatu pembicaraan yang baik dan berkualitas perlu diperhatikan Adab-adab Dalam Berbicara, sebagai berikut : 1. Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi SAW disebutkan: “Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim) 2. Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra: “Bahwasanya perkataan rasuluLLAH SAW itu selalu jelas sehingga bias difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud) 3. Seimbang dan menjauhi bertele-tele, berdasarkan sabda nabi SAW: “Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak omong dan berlagak dalam berbicara.” Maka dikatakan: Wahai rasuluLLAH kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: “Orang2 yang sombong.” (HR Tirmidzi dan dihasankannya) 4. Menghindari banyak berbicara, karena kuatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Wa’il: Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki: Wahai abu AbduRRAHMAN (gelar Ibnu Mas’ud)! Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas’ud : Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang demikian pada nabi SAW dan beliau menjawab kuatir membosankan kami (HR Muttafaq ‘alaih) 5. Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan, dari Anas ra bahwa adalah nabi SAW jika berbicara maka beliau SAW mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau SAW mendatangi rumah seseorang maka beliau SAW pun mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari) 6. Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadits nabi SAW: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah) 7. Menjauhi perdebatan sengit, berdasarkan hadits nabi SAW: “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi) Dan dalam hadits lain disebutkan sabda nabi SAW: “Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud) 8. Menjauhi kata-kata keji, mencela, melaknat, berdasarkan hadits nabi SAW: “Bukanlah seorang mu’min jika suka mencela, mela’nat dan berkata-kata keji.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih) 9. Menghindari banyak canda, berdasarkan hadits nabi SAW: “Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari) 10. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk, berdasarkan QS 49/11, juga dalam hadits nabi SAW: “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya) 11. Menghindari dusta, berdasarkan hadits nabi SAW: “Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.” (HR Bukhari) 12. Menghindari ghibah dan mengadu domba, berdasarkan hadits nabi SAW: “Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH yang bersaudara.” (HR Muttafaq ‘alaih) 13. Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadits nabi SAW dari AbduRRAHMAN bin abi Bakrah dari bapaknya berkata: Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka kata nabi SAW: “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!” (2 kali), lalu kata beliau SAW: “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga ALLAH mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi ALLAH, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim) Dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim) Sumber : Kitab Hadits dan Al Qur'an.

Kamis, 16 Februari 2012

QIYAMUL LAIL

DASAR HUKUM Allah Ta'ala berfirman, “Dan pada sebagian malam shalatlah tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isra`: 79). Allah Ta'ala berfirman, “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu sahur.” (Adz-Dzariyat: 17-28). Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, أَفْضَلُ الصَلاةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةِ صَلاةُ اللَيْلِ “Sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” Diriwayatkan Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasa`i Abdullah bin Salam berkata, “Pertama kali Rasulullah saw datang ke Madinah, orang-orang berkerumun kepadanya dan salah satu dari mereka adalah aku, aku memperhatikan wajahnya dan menelitinya, aku tahu bahwa wajahnya bukan wajah pendusta, dia berkata, ‘Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturrahim dan shalatlah ketika orang-orang sedang tidur niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim. Syaikh al-Albani berkata, “Shahih Adab-adab 1- Bermalam dalam keadaan suci dan berniat kuat untuk qiyamul lail. Dari Muadz bin Jabal dari Nabi saw bersabda, “Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dalam keadaan suci lalu dia terjaga, dia memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah kecuali Allah memberikannya kepadanya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah. Syaikh al-Albani berkata, “Shahih.” Dari Abu ad-Darda` dengannya ia sampai kepada Nabi saw, مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِى أَنْ يَقُومَ يُصَلِّي مِنَ اللَيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ حَتَّى أَصْبَحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ “Barangsiapa mendatangi tempat tidurnya sementara dia berniat bangun untuk shalat malam, namun dia tertidur sampai pagi, maka ditulis baginya apa yang diniatkan dan tidurnya itu adalah sedekah baginya dari Tuhannya.” Diriwayatkan oleh an-Nasa`i dan Ibnu Majah. Syaikh al-Albani berkata, “Shahih.” 2- Mengusap kantuk dari matanya, memandang ke langit, bersiwak dan membaca penutup Ali Imran, “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi…” Hal ini diriwayatkan dalam ash-Shahihain dari Rasulullah saw. 3- Membuka shalat malam dengan dua rakaat ringan kemudian shalat sekehendaknya. Aisyah berkata, “Jika Rasulullah saw bangun malam untuk shalat, beliau membuka shalatnya dengan dua rakaat ringan.” Diriwayatkan oleh Muslim. 4- Sunnah salam di setiap dua rakaat berdasarkan hadits Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, “Shalat malam dua dua.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. 5- Menghentikan shalat dalam keadaan mengantuk, tidur sehingga kantuknya hilang. Dari Anas bahwa Nabi saw bersabda, إذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ فِي الصَلاةِ فَلْيَنَمْ حَتَّى يَعْلَمَ مَا يَقْرَأ “Jika salah seorang dari kalian mengantuk dalam shalatnya, hendaknya dia tidur sehingga dia mengetahui apa yang dibacanya.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari. 6- Membangunkan suami atau istri, Rasulullah saw melakukannya dan menganjurkannya. Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah saw bangun pada suatu malam, beliau bersabda, “Subhanallah, berapa banyak fitnah yang diturunkan malam ini, berapa banyak kekayaan yang diturunkan, siapa yang membangunkan para penghuni kamar-kamar itu?” Diriwayatkan oleh al-Bukhari. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Semoga Allah merahmati seorang laki-laki, dia bangun malam untuk shalat dan dia membangunkan istrinya, jika istrinya menolak maka dia memercikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang wanita, dia bangun malam untuk shalat dan dia membangunkan suaminya, jika suaminya menolak maka dia memercikkan air ke wajahnya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa`i dan Ibnu Majah. Syaikh al-Albani berkata, “Hasan.” 7- Menetapkan jumlah rakaat tertentu yang menurut dugaan kuatnya dia bisa menjaganya untuk seterusnya. Rasulullah saw ditanya tentang amal apakah yang lebih dicintai oleh Allah? Beliau menjawab, “Yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Aisyah. Aisyah berkata Rasulullah saw bersabda, خُذُوا مِنَ الأعْمَالِ مَا تُطِيْقُونَ فَوَالله لا يَمَلُّ الله حَتَّى تَمَلُّوا “Lakukanlah amal ibadah yang kalian mampu, karena demi Allah, Allah tidak bosan sehingga kalian sendiri yang bosan.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Imam an-Nawawi berkata, “Maksudnya, Allah tidak memperlakukan kalian dengan perlakuan orang yang bosan dan memutus pahala dari kalian sehingga kalian sendiri yang meninggalkannya karena bosan.” 8- Memperbanyak doa dan istighfar, lebih-lebih di setengah malam yang kedua, lebih-lebih di waktu sahur. “Dan selalu memohonkan ampunan di waktu sahur.” (Adz-Dzariyat: 28). Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, يَنْزِلُ رَبُّنَا تبارك وتعالى فِي كُلِّ لَيْلَةٍ حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَيْل الآخِرِ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرُ لَهُ “Rabbuna Tabaraka wa Ta'ala turun di setiap malam tatkala tersisa sepertiga malam yang akhir, Dia berfirman, ‘Barangsiapa berdoa niscaya Aku menjawab, barangsiapa meminta niscaya Aku memberi dan barangsiapa memohon ampun niscaya Aku mengampuni.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Bacaan shalat malam, Sir atau Jahr? Jahr lebih dekat kepada dalil karena sebagian shahabat mengetahui bacaan Rasulullah saw dalam shalat malam seperti Hudzaefah bin al-Yaman yang mendengar Nabi saw membaca ba’da al-Fatihah al-Baqarah, Ali Imran dan an-Nisa`. Diriwayatkan oleh Muslim. Dan lebih dekat kepada qiyas karena qiyas shalat malam adalah jahr secara umum. Jahr, selama tidak mengganggu orang lain dan tidak dikhawatirkan riya`. Wallahu a’lam. Jika seorang hamba sakit atau bepergian, tetap ditulis untuknya apa yang dia lakukan dalam keadaan sehat dan mukim. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy’ari. Wallahu a’lam. (Izzudin Karimi)

Selasa, 14 Februari 2012

Kumpulan Humor Sufi Seri Nasrudin Hoja

Editor : Mulyadi Chan 1. Keledai Membaca Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, “Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.” Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya. Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin. “Demikianlah,” kata Nasrudin, “Keledaiku sudah bisa membaca.” Timur Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?” Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.” “Tapi,” tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?” Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?” 2. Nasrudin Memanah Sesekali, Timur Lenk ingin juga mempermalukan Nasrudin. Karena Nasrudin cerdas dan cerdik, ia tidak mau mengambil resiko beradu pikiran. Maka diundangnya Nasrudin ke tengah-tengah prajuritnya. Dunia prajurit, dunia otot dan ketangkasan. “Ayo Nasrudin,” kata Timur Lenk, “Di hadapan para prajuritku, tunjukkanlah kemampuanmu memanah. Panahlah sekali saja. Kalau panahmu dapat mengenai sasaran, hadiah besar menantimu. Tapi kalau gagal, engkau harus merangkak jalan pulang ke rumahmu.” Nasrudin terpaksa mengambil busur dan tempat anak panah. Dengan memantapkan hati, ia membidik sasaran, dan mulai memanah. Panah melesat jauh dari sasaran. Segera setelah itu, Nasrudin berteriak, “Demikianlah gaya tuan wazir memanah.” Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Masih juga panah meleset dari sasaran. Nasrudin berteriak lagi, “Demikianlah gaya tuan walikota memanah.” Nasrudin segera mencabut sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Kebetulan kali ini panahnya menyentuh sasaran. Nasrudin pun berteriak lagi, “Dan yang ini adalah gaya Nasrudin memanah. Untuk itu kita tunggu hadiah dari Paduka Raja.” Sambil menahan tawa, Timur Lenk menyerahkan hadiah Nasrudin. 3.Gelar Timur Lenk Timur Lenk mulai mempercayai Nasrudin, dan kadang mengajaknya berbincang soal kekuasaannya. “Nasrudin,” katanya suatu hari, “Setiap khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya: Al-Muwaffiq Billah, Al-Mutawakkil ‘Alallah, Al-Mu’tashim Billah, Al-Watsiq Billah, dan lain-lain. Menurutmu, apakah gelar yang pantas untukku ?” Cukup sulit, mengingat Timur Lenk adalah penguasa yang bengis. Tapi tak lama, Nasrudin menemukan jawabannya. “Saya kira, gelar yang paling pantas untuk Anda adalah Naudzu-Billah* saja.” * “Aku berlindung kepada Allah (darinya)” 4. Itik Berkaki Satu Sekali lagi Nasrudin diundang Timur Lenk. Nasrudin ingin membawa buah tangan berupa itik panggang. Sayang sekali, itik itu telah dimakan Nasrudin sebuah kakinya pagi itu. Setelah berpikir-pikir, akhirnya Nasrudin membawa juga itik panggang berkaki satu itu menghadap Timur Lenk. Seperti yang kita harapkan, Timur Lenk bertanya pada Nasrudin, “Mengapa itik panggang ini hanya berkaki satu, Mullah ?” “Memang di negeri ini itik-itik hanya memiliki satu kaki. Kalau Anda tidak percaya, cobalah lihat di kolam.” Mereka berdua berjalan ke kolam. Di sana, banyak itik berendam sambil mengangkat sebuah kakinya, sehingga nampak hanya berkaki satu. “Lihatlah,” kata Nasrudin puas, “Di sini itik hanya berkaki satu.” Tentu Timur Lenk tidak mau ditipu. Maka ia pun berteriak keras. Semua itik kaget, menurunkan kaki yang dilipat, dan beterbangan. Tapi Nasrudin tidak kehilangan akal. “Subhanallah,” katanya, “Bahkan itik pun takut pada keinginan Anda. Barangkali kalau Anda meneriaki saya, saya akan ketakutan dan secara reflek menggandakan kaki jadi empat dan kemudian terbang juga.” 5. Harga Timur Lenk di Dunia Timur Lenk masih meneruskan perbincangan dengan Nasrudin soal kekuasaannya. “Nasrudin! Kalau setiap benda yang ada di dunia ini ada harganya, berapakah hargaku ?” Kali ini Nasrudin menjawab sekenanya, tanpa banyak berpikir. “Saya taksir, sekitar 100 dinar saja” Timur Lenk membentak Nasrudin, “Keterlaluan! Apa kau tahu bahwa ikat pinggangku saja harganya sudah 100 dinar.” “Tepat sekali,” kata Nasrudin. “Memang yang saya nilai dari Anda hanya sebatas ikat pinggang itu saja.” *Sumber : Wikipedia

Rabu, 08 Februari 2012

Pemuda Masa Depan

PEMUDA MASA DEPAN AGAMA DAN NEGARA By. Mulyadi Chan Pemuda merupakan pilar utama dalam perjuangan, termasuk perjuangan membangun dan memajukan peradaban Islam. Sebab usia muda merupakan masa emas dalam perjalanan hidup manusia di dunia.Kahlil Ghibran pernah berucap bahwa “ Pemuda adalah milik Zamannya”. Insan-insan seperti mereka sangat layak mendapat pujian dari Allah SWT:       •       ”Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. al-Kahfi : 13) Para pemuda yang memajukan peradaban Islam memiliki 5 karakter dasar, yang dikenal sebagai Karakter 5M, yaitu: mu’min, mushlih, mujahid, muta’awin, dan mutqin. 1. Sebagai pribadi mu’min, mereka memiliki aqidah yang lurus dan bersih, semangat dalam beribadah sesuai sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wassalam, serta usaha yang keras untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya. 2. Sebagai insan mushlih, para pemuda penopang kemajuan peradaban Islam memiliki kepedulian yang besar untuk memperbaiki kondisi masyarakat (terutama dalam masalah agama) secara hikmah, serta mampu memecahkan problema yang dihadapi masyarakat (problem solver). 3. Sebagai insan mujahid, mereka memiliki tekad yang kuat dalam memperjuangkan tegaknya agama (beserta peradaban) yang diwariskan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wassalam, rela berkorban (harta, jiwa, serta raga) dalam perjuangan, serta tidak mudah berputus asa ketika menghadapi segala halangan dan rintangan dalam perjuangan. Mereka mengingat betul janji Allah SWT, ”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7). 4. Sebagai figur muta’awin, para pemuda yang memajukan peradaban Islam menjunjung tinggi semangat ta’awun (saling bekerjasama) dengan berbagai pihak di bawah naungan syariat Islam, tidak mudah konflik apalagi berpecah belah jika terjadi perbedaan pendapat selama masih bersifat non-prinsip (khilafiyah furu’iyah), serta mampu menjadi mediator bagi persatuan antar para pengusung peradaban. 5. Sebagai personil yang mutqin, para pemuda yang berjasa dalam memajukan peradaban kaum Muslimin jelas memiliki minat dan bakat (profesional) di bidang apapun yang digelutinya, mengetahui apa saja tugas dan amanah yang diembannya, serta tidak mudah meninggalkan medan tugas walau bagaimana pun kondisi yang dialaminya. Berikut ini kita cuplikan kisah-kisah pemuda yang memiliki 5 karakter tersebut adalah : 1). Ali bin Thalib, adalah seorang pemuda yang cerdas, gerbangnya Ilmu nabi Saw, seorang pemuda tidak kenal takut pada musuh , dalam setiap pertempuran tidak pernah kalah, kecuali beliau mati karena dibunuh dari belakang habis Sholat Subuh. 2). Pemuda Ashabul Kahfi yang tertidur dalam Goa selama 309 tahun, mereka lari dari Raja yang Zalim pada masanya. 3). Usamah bin Zaid , seorang pemuda belia 18 yang diangkat menjadi panglima perang pada zaman rasul dalam menghadapi kaum musyrikin. 4). Thariq bin Ziad yang menaklukan daratan eropah, melewati pegunungan yang diberi nama Jabal Al Thariq (Gibraltal). 5). Salahudin Al Ayubi seorang panglima perang Islam yang telah mengalahkan kaum kafir dalam perang Salib. 6). Panglima Aruj dari Turki Usmani, yang sukses menjalankan misi penyelamatan ribuan pengungsi Andalusia pada tahun 1492. Sejak beberapa tahun sebelumnya, koalisi kerajaan Castille-Aragon melancarkan misi Reconquista (penaklukan seluruh wilayah Spanyol dari tangan umat Islam). Moslem cleansing pun terjadi di seantero Andalusia, kerajaan yang luasnya mencapai 90 persen Spanyol. Dalam ekspedisi penyelamatan pengungsi Andalusia, AL Turki yang dipimpin Aruj berhasil mengalahkan AL Castille-Aragon yang didukung AL Portugis dan AL Perancis. Banyak tentara salib tewas dan kapal-kapal perang mereka karam di laut Tengah. Jadi, marilah kita meneladani Aruj dan para pemuda Muslim lainnya yang telah memajukan peradaban Islam sesuai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang kita geluti. Sumber : Khutbah Jum,at

Tentang QS. Al fatihah

Keimanan Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Di antara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin/إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين (hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah. Hukum-hukum Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran. Kisah-kisah Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al -Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/صدّيقين (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/شهداء (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin/صالحين (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam. Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain. Al-Fatihah Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits dinyatakan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca: "Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."[6] Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diiringi dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7] Disebutkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya[8], misal: Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dan seterusnya. Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9] Dalam salat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr biasanya didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits disebutkan bahwa makmum harus mengucapkan "amin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "amin" diucapkan apabila imam mengucapkannya.[11] Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga akhir salat, disebut Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada saat itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits: "Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Bakar, saya telah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Beliau bersabda kepada Umar, "Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Abu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar beliau bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12] Penutup Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya. Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya. Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu. Nama Lain Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga disebut Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (Arab: الصلاة, Salat), al-Hamd (Arab: الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan). Sumber : wikipedia