Kamis, 07 Februari 2013

Valentine Day Menurut pandangan Islam

Editor ;Mulyadi Chan Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ? “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116) Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day. Sejarah Valentine: Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo. Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari. Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang. Pandangan Islam Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ? Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.: “ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36) Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu. Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid. Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:- Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'. 1. Prinsip / Dasar Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine. 2. Sumber Asasi Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak. Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. 3. Tujuan Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”. 4. Operasional Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara. Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27) Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia. Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain. Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa. Mari Istiqomah (Berpegang Teguh) Perhatikanlah Firman Allah :“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya. Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w. Firman Allah s.w.t.:“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”. Berkata Zulkifli Nordin ( Malaysia) di dalam kaset 'Murtad' yang intinya: "VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol. Wallahua’lam bissawab.Sumber :Tripod

MENULIS DI ATAS PASIR

Kisah Menulis Di Atas Pasir Editor : Mulyadi Chan Kisah tentang 2 orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar dan salah seorang tanpa dapat menahan diri menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : "HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU." Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang untuk menyejukkan galaunya. Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Namun, ternyata oasis tersebut cukup dalam sehingga ia nyaris tenggelam, dan diselamatkanlah ia oleh sahabatnya. Ketika ia mulai siuman, dan rasa takutnya sudah hilang, dia pun menulis di atas batu: "HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN DRIKU" Si penolong yang pernah menampar sahabatnya tersebut bertanya,"Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum menjawab,"Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila dalam antara sahabat terjadi sesuatu kebajikan sekecil apa pun, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tetap terkenang tidak hilang tertiup waktu." sumber : google

Selasa, 05 Februari 2013

Adab Berada Di Dalam Masjid

Adab dan Etika Ketika Berada di Masjid Editor : Mulyadi Chan Adab dan etika seorang muslim ketika berada di masjid : 1. Melepaskan alas kaki (sepatu atau sandal) ketika hendak mamasuki masjid. 2. Disunnahkan agar mendahulukan kaki kanan ketika melangkahkan kaki ke dalam masjid kemudian berdo’a. 3. Disunnahkan untuk shalat 2 rakaat setelah sesaat memasuki masjid (tahiyatul masjid). “Jika salah seorang dari kalian memasuki masjid, maka janganlah duduk sebelum mengerjakan shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Memelihara masjid dari kotoran dan sampah. “Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak patut digunakan untuk buang air kecil atau kotoran. Masjid hanyalah tempat untuk berdzikir dan membaca al-Qur’an.” (HR. Muslim) 5. Membersihkan masjid dan mengharumkannya. Diriwayatkan dari Anas, ia mengatakan, “Rasulullah melihat dahak di bagian kiblat masjid, maka beliau marah hingga merahnya. Lalu berdirilah seorang wanita dari kalangan Anshar untuk membersihkan dan membubuhi bekasnya dengan minyak wangi. Melihat hal itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Alangkah bagusnya ini’.”(Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah) 6. Larangan untuk mencari barang hilang di masjid. “Barangsiapa mendengar seseorang mencari barangnya yang hilang di masjid, maka katakanlah, ‘semoga Allah tidak mengembalikan barangmu’. Sungguh masjid tidak dibangun untuk itu.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah) 7. Larangan untuk melakukan jual-beli di dalam masjid. “Jika kalian melihat orang yang berjual-beli di dalam masjid, maka katakanlah, ‘semoga Allah toidak akan memberikan keuntungan dari perniagaanmu’.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi) 8. Larangan berkata kotor/tidak baik di masjid. “Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa: 148) 9. Larangan bernyanyi dan bermain musik di dalam masjid. 10. Larangan melantunkan syair yang buruk di dalam masjid. 11. Larangan mengeraskan suara di dalam masjid. Umar melihat dua orang dari Thaif mengeraskan suara mereka. Umar berkata, “seandainya kalian penduduk negeri ini, niscaya kalian sudah aku pukul. Kalian mengeraskan suara di masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Bukhari) 12. Larangan manjaringkan jari-jemari. 13. Larangan untuk tertawa terbahak-bahak dan bersenda gurau yang berlebihan. 14. Larangan berkata kosong (tidak bermanfaat) di dalam masjid. “Dan diantara manusia (ada) orang-orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu danmenjadikannya olok-olokan. Mereka akan memperoleh adzab yang menghinakan.” (QS. Luqman: 6) 15. Larangan berkhalwat (berdua-duan antara laki-laki dan wanita) yang bukan mahramnya tanpa ada alasan syar’i. “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berdua dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 16. Hendaknya menjaga hijab (batasan-batasan syar’i) antara laki-laki dan wanita. “Apabila kamu meminta sesuatau (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.” (QS. Al Ahzab: 53) 17. Larangan bagi orang yang sedang junub untuk berada di dal;am masjid. ...”(jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An Nisa: 43) 18. Bolehnya duduk-duduk di masjid bagi orang yang junub tetapi ia sudah berwudhu sebelumnya. “Maha Suci Allah, sesungguhnya muslim itu tidak najis.” (HR. Bukhari dan Muslim) 19. Bolehnya berbicara dengan pembicaraan yang mubah di dalam masjid. 20. Merendahkan suara ketika berada di masjid. 21. Bertingkah laku yang sopan lagi santun ketika berada di dalam masjid. Demikianlah sekelumit adab dan etika berperilaku ketika berada di dalam masjid. Mudah-mudahan kita selamat dunia dan akherat. Sumber : Blog Yuks Berbagi.