Minggu, 18 Maret 2012

BABI HARAM , WHAY ?

Imam Muhammad Abduh suatu kali mengunjungi Prancis, beliau ditanya tentang rahasia diharamkan Babi dalam Islam. Mereka bertanya, "kalian (Umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia mengandung cacing pita mikroba-mikroba dan bakteri lainnya, padahal sekarang tidak ada lagi. Karena babi sekarang sudah diternakan dengan moderen, dengan kebersihan yang terjamin, dan proses sterilisasi yang yang mencukupi, Bagaimana mungkin babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya”. Imam Muhammad Abduh, tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dengan kecerdikan beliau meminta mereka menyiapkan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina, serta 2 ekor babi jantan beserta 1 ekor babi betina. Mereka awalnya keberatan, tapi mereka tetap menuruti. Selanjutnya Imam Muhammad Abduh memerintahkan untuk melepaskan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina. Apa yang terjadi kedua ayam jantan terlibat perkelahian dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina, sampai salah satu keduanya hampir tewas, beliau memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut. Selanjutnya beliau memerintahkan, untuk melepaskan 2 ekor babi dan 1 ekor betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan . Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melepaskan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa rasa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya. Kemudian Imam Muhammad Abduh berkata, “ Saudara-saudara daging babi membunuh Ghirah orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian . Seorang laki-laki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain dan membiarkannya tanpa rasa cemburu dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing yang bukan m uhrimnya dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was , itu semua karena daging babi yang kalian konsumsi telah menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya”. Imam Muhammad Abduh, melanjutkan , coba kalian perhatikan dalam Islam. Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan ungags yang ada disekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Islam memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannnya sendiri mengurungnya selama 3 hari, memberi nya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi hewan itu. Sampai perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah yang terdapat dalam Al Qur’an. Kesimpulanya adalah pengharaman babi bukan karena semata-semata cacing pita yang terkandung dalam babi, atau mengandung bakteri dan mikroba lainya.Karena cacing pita di hilangkan dengan adanya kecangggihan Ilmu Pengetahuan. Tapi lebih kepada sifat-sifat atau karakter yang ditimbulkan karena mengkonsumsi daging babi akan mengakibatkan sifat-sifat atau Ghirah kita sebagai manusia yang mulia akan hilang, seperti halnya rasa malu, rasa cemburu tidak ada lagi yang ada adalah sifat-sifat kebinatangan. Bagaiman tidak babi adalah hewan yang paing rakus, apasaja dimakan , samapah termasuk kotorannya sendiri. Apalagi kalau benar dengan memakan daging babi sama artinya memakan saudara sendiri, karena struktur babi mirip struktur manusia , Wallahu’a’lam bisshawab. Sumber : Syeik Fauzi Muhammad Abu Zaid

BABI HARAM , WHAY ?

Imam Muhammad Abduh suatu kali mengunjungi Prancis, beliau ditanya tentang rahasia diharamkan Babi dalam Islam. Mereka bertanya, "kalian (Umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia mengandung cacing pita mikroba-mikroba dan bakteri lainnya, padahal sekarang tidak ada lagi. Karena babi sekarang sudah diternakan dengan moderen, dengan kebersihan yang terjamin, dan proses sterilisasi yang yang mencukupi, Bagaimana mungkin babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya”. Imam Muhammad Abduh, tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dengan kecerdikan beliau meminta mereka menyiapkan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina, serta 2 ekor babi jantan beserta 1 ekor babi betina. Mereka awalnya keberatan, tapi mereka tetap menuruti. Selanjutnya Imam Muhammad Abduh memerintahkan untuk melepaskan 2 ekor ayam jantan dan 1 betina. Apa yang terjadi kedua ayam jantan terlibat perkelahian dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina, sampai salah satu keduanya hampir tewas, beliau memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut. Selanjutnya beliau memerintahkan, untuk melepaskan 2 ekor babi dan 1 ekor betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan . Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melepaskan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa rasa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya. Kemudian Imam Muhammad Abduh berkata, “ Saudara-saudara daging babi membunuh Ghirah orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian . Seorang laki-laki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain dan membiarkannya tanpa rasa cemburu dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing yang bukan muhrimnya dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was , itu semua karena daging babi yang kalian konsumsi telah menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya”. Imam Muhammad Abduh, melanjutkan , coba kalian perhatikan dalam Islam. Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan ungags yang ada disekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Islam memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannnya sendiri mengurungnya selama 3 hari, memberi nya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi hewan itu. Sampai perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah yang terdapat dalam Al Qur’an. Kesimpulanya adalah pengharaman babi bukan karena semata-semata cacing pita yang terkandung dalam babi, atau mengandung bakteri dan mikroba lainya.Karena cacing pita bisa saja di hilangkan dengan adanya kecangggihan Ilmu Pengetahuan. Tapi Haramnya babi karena lebih kepada sifat-sifat atau karakter yang ditimbulkan karena mengkonsumsi daging babi akan mengakibatkan sifat-sifat atau Ghirah kita sebagai manusia yang mulia akan hilang, seperti halnya rasa malu, rasa cemburu tidak ada lagi yang ada adalah sifat-sifat kebinatangan. Bagaimana tidak menurut fakta yang ada, babi adalah hewan yang sangat rakus dari hewan yang lain, dia memakan yang ada dihadapannyatermasuk kotorannya sendiri, kulit orang yang memakan babi mengeluarkan bau yang tidak sedap, bahkan menurut penelitian bahwa di Barat presentase penderita penyakit meningkat drastis. Apalagi kalau benar pendapat yang mengatakan bahwa struktur Babi mirip dengan struktur manusia, artinya dengan memakan daging babi sama artinya memakan saudara sendiri. Wallahua’lam bisshawab. Sumber : Syeik Fauzi Muhammad Abu Zaid

Kamis, 08 Maret 2012

E-mail Dari Rasul

Malam sudah cukup larut, namun mata ini masih tak bisa terpejam. Semua tugas-tugas kantor yang kubawa pulang sudah selesai, tak lupa kusediakan setengah jam sebelum pukul 23.00 untuk membalas beberapa email yang baru sempat terbaca malam ini. Nyaris saja kupilih menu ‘shut down’ setelah sebelumnya menutup semua jendela di layar komputer, tiba-tiba muncul alert yahoo masuknya email baru. “You have 1 new message(s)...”. Seperti biasanya, aku selalu tersenyum setiap kali alert itu muncul, karena sudah bisa diduga, email itu datang dari orang-orang, sahabat, saudara, kerabat, intinya, aku selalu senang menunggu kabar melalui email dari mereka. Tapi yang ini ... Ooopss ... ini pasti main-main ... disitu tertulis “From: Muhammad Rasul Allah” Walaupun sudah seringkali menerima junkmail atau beraneka spam, namun kali ini aku tidak menganggapnya sebagai email sampah atau orang sedang main-main denganku. Maklum, meski selama ini sering sekali teman-teman yang ‘ngerjain’, tapi kali ini, sekonyol-konyolnya teman-teman sudah pasti tidak ada yang berani mengatasnamakan Rasulullah Saw. Maka dengan hati-hati, kuraih mouse-ku dan ... klik ... “Salam sejahtera saudaraku, bagaimana khabar imanmu hari ini ... Kebaikan apa yang sudah kau perbuat hari ini, sebanyak apa perbuatan dosamu hari ini ...” Aku tersentak ... degub didada semakin keras, sedetik kemudian, ritmenya terus meningkat cepat. Kuhela nafas dalam-dalam untuk melegakan rongga dada yang serasa ditohok teramat keras hingga menyesakkan. Tiga pertanyaan awal dari “Rasulullah” itu membuatku menahan nafas sementara otakku berputar mencari dan memilih kata untuk siap-siap me-reply email tersebut. Barisan kalimat “Rasulullah” belum selesai, tapi rasanya terlalu berat untuk melanjutkannya. Antara takut dan penasaran bergelut hingga akhirnya kuputuskan untuk membacanya lagi. “Cinta seorang ummat kepada Rasulnya, harus tercermin dalam setiap perilakunya. Tidak memilih tempat, waktu dan keadaan. Karena aku, akan selalu mencintai ummatku, tak kenal lelah. Masihkah kau mencintaiku hari ini?” Air menetes membasahi pipiku, semakin kuteruskan membaca kalimat-kalimatnya, semakin deras air yang keluar dari sudut mataku. “Pengorbanan seorang ummat terhadap agamanya, jangan pernah berhenti sebelum Allah menghendaki untuk berhenti. Dan kau tahu, kehendak untuk berhenti memberikan pengorbanan itu, biasanya seiring dengan perintah yang diberikan-Nya kepada Izrail untuk menghentikan semua aktifitas manusia. Sampai detikini, pernahkah kau berkorban untuk Allah?”. Kusorot ketengah halaman .... “Sebagai Ayah, aku contohkan kepada ummatku untuk menyayangi anak-anak mereka dengan penuh kasih. Kuajari juga bagaimana mencintai istri-istri tanpa sedikit melukai perasaannya, sehingga kudapati istri-istriku teramat mencintaiku atas nama Allah. Aku tidak pernah merasakan memiliki orangtua seperti kebanyakan ummatku, tapi kepada orang-orang yang lebih tua, aku sangat menghormati, kepada yang muda, aku mencintai mereka. Sudahkah hari ini kau mencium mesra dan membelai lembut anak-anakmu seperti yang kulakukan terhadap Fatimah? Masihkah panggilan sayang dan hangat menghiasi hari-harimu bersama istrimu? Sudahkah juga kau menjadi pemimpin yang baik untuk keluargamu, seperti aku mencontohkannya langsung terhadap keluargaku?. Satu hentakkan pagedown lagi ... “Aku telah memberi contoh bagaimana berkasih sayang kepada sesama mukmin, bersikap arif dan bijak namun tegas kepada manusia dari golongan lainnya, termasuk menghormati keberadaan makhluk lain dimuka bumi. Saudaraku ...” Cukup sudah. Aku tak lagi sanggup meneruskan rentetan kalimatnya hingga habis. Masih tersisa panjang isi email dari Rasulullah, namun baru yang sedikit ini saja, aku merasa tidak kuat. Aku tidak sanggup meneruskan semuanya karena sepertinya Rasulullah sangat tahu semua kesalahan dan kekuranganku, dan jika kulanjutkan hingga habis, yang pasti semuanya tentang aku, tentang semua kesalahan dan dosa-dosaku. Kuhela nafas panjang berkali-kali, tapi justru semain sesak. Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap, entah apa yang terjadi. Sudah tibakah waktuku? Padahal aku belum sempat me-reply email Rasulullah itu untuk memberitahukan kepada beliau bahwa aku tidak akan menjawab semua emailku dengan kata-kata. Karena aku yakin, Rasul lebih senang aku memperbaiki semua kesalahanku hari ini dan hari-hari sebelumnya, dari pada harus bermanis-manis mengumbar kata memikat hati, yang biasanya tak berketerusan dengan amal yang nyata. Pandanganku kini benar-benar gelap, pekat sampai tak ada lagi yang bisa terlihat. Hingga ... nit... nit... alarm jam tanganku berbunyi. 00.00 WIB. Ah, kulirik komputerku, kosong, kucari-cari email dari Rasulullah di inbox-ku. Tidak ada. Astaghfirullaah, mungkinkah mungkinkah Rasulullah manusia mulia itu mau mengirimi ummatnya yang belum benar-benar mencintainya ini sebuah email? Ternyata aku hanya bermimpi, mungkin mimpi yang berangkat dari kerinduanku akan bertemu Rasul Allah. Tapi aku merasa berdosa telah bermimpi seperti ini. Tinggal kini, kumohon ampunan kepada Allah atas kelancangan mimpiku. Wallahu ‘a’lam bishshowaab. Sumber : Pustaka Islam Digital.

Kamis, 01 Maret 2012

12 Ancaman Bagi Yang meninggalkan Sholat

Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Barangsiapa yang mengabaikan solat secara berjemaah maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang berbahaya ke padanya. Tiga macam semasa di dunia ini antaranya :- 1. Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya. 2. Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya. 3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman. Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya : 1.Ruh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut. 2. Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar. 3. Dia akan dirisaukan akan hilang imannya. Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya : 1. Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan. 2. Kuburnya akan menjadi cukup gelap. 3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari). Tiga macam azab nanti di hari kiamat, antaranya : 1. Hisab ke atsanya menjadi sangat berat. 2. Allah S.W.T sangat murka kepadanya. 3. Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka Sumber : Pustaka Islam Digital